I want to ride my bicycle

Itu judul lagu milik Queen. Dan bukan lagu favorit saya. Lagu Queen yang paling saya suka adalah "Fat Bottomed Girls", karena sedikit banyak mengingatkan bokong saya di masa lalu. Bicycle alias sepeda belakangan kembali naik daun setelah ada trend para eksekutif bersepeda ke kantor, dalam rangka mengurangi polusi dan memperbesar betis. 


Kendaraan roda dua yang pertama kali diperkenalkan di abad ke-19 itu, adalah kendaraan andalan saya dalam banyak arti dan dimensi. Sepeda satu-satunya kendaraan yang saya miliki, sekaligus bisa saya kendarai sejak kecil. Saya masih ingat pertama kali pula sepeda di kelas 3 atau 4 SD. Butuh waktu sekitar seminggu sampai bisa benar-benar melaju di jalanan, tentu saja itu telah melewati tahapan terjatuh, menabrak gapura, kecebur selokan sampai nyelonong ke sawah plus masuk ke bak sampah. 






Saya tak pernah menduga kalau sekarang saya kembali 'pit-pitan' alias sepedaan. Dan ketika saudara, sahabat dan kerabat tahu saya tak memiliki kendaraan (selain sepeda onthel), serta tinggal nyaris di luar kota, mereka menyarankan saya beli sepeda motor. Sebuah saran yang logis tapi saya sama sekali tak suka. Banyak sekali alasan kenapa saya tak mau beli sepeda motor, seperti :
1. saya tak bisa naik sepeda motor - a.k.a = males belajar
2. sudah terlalu banyak sepeda motor di Yogya
3. nambah-nambahin polusi
4. mending beli komputer baru ketimbang nyicil sepeda motor
5. kalau ada sepeda motor pasti saya akan kelayapan, kasian dong ojek langganan saya
6. saya tidak merasa keren naik motor
7. saya pengagum berat sepeda kumbangnya Oemar Bakrie 


Dan ada satu hal yang 'mengerikan' : saya hobi ngelamun saat berkendara. Entah kenapa. Lha wong cuma naik sepeda onthel saja, lamunan saya bisa kemana-mana. Saat melihat sapi saya kok membayangkan dairy product-nya yang nikmat, melihat bunga membuat saya pengen ada di tengah kebun bunga raksasa, saat berpapasan sama cowok berambut semi gondrong kok teringat orang yang masih utang pada saya, ketika melihat orang membawa tas mencurigakan saya akan mengamatinya habis-habisan karena takut dia adalah teroris,  melihat ibu-ibu bersasak tinggi saya membayangkan alangkah indahnya kalau ada burung prenjak diatasnya, lewat kebun tebu saya membayangkan ada mahluk asing yang tiba-tiba keluar mencegat saya, dan seterusnya. Khayalan saya yang paling 'ultimate' adalah tiba-tiba saat merem sepeda saya bisa melayang kayak di film E.T. 


Tentu saja, segala jenis lamunan saya yang tak berkesudahan dan nyaris berlebihan itu membuat saya sering nyaris menabrak atau oleng. Berdasar pengalaman sekaligus habit yang satu ini saya memutuskan untuk tidak coba-coba jadi sopir kendaraan apapun. Saya tak mau jadi another Afriani tanpa harus mabuk. Tapi yang pasti, hingga saat ini sepeda onthel adalah kendaraan teraman bagi manusia sejenis saya. Lagi pula, saya benar-benar butuh membesarkan betis saya... (baca next : sikil pithik


"I want to ride my bicycle, I want to ride my bike..."

Comments

  1. Yup betul naik sepeda aja jgn naik motor...lebih sehat dan gratis tinggal genjot.. upload pic nya sepeda donk...

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Santa Cruz; the 'Spin-off'

WOMEN LEAD, PEREMPUAN TANPA "dapur, sumur dan kasur"

'egla-egle' bak cuaca