mangga tetangga pun kini lebih hijau


Di area tempat tinggal saya, hampir setiap rumah menanam mangga. Mungkin mangga jadi tanaman wajib oleh pemerintah setempat - bisa jadi. Kebayang, kalau musim mangga tiba ya orang-orang pada panen raya.

Rumah yang saya tinggali pun 'mengandung' pohon mangga. Tahun lalu buahnya buruk, selain sedikit, kalau dipotong dagingnya kayak ada hitam-hitamnya. Jadi tahun lalu saya nggak ikutan panen, mending beli kalau pas pingin.

Nah, tahun ini rupanya pohon mangga saya berubah aliran, selain daunnya banyak, buahnya juga rada menggila. Mr. Romlah - sebut saja begitu, tetangga saya yang baik hati, sudah berkali-kali bilang kalau buah mangga dari pohon saya kali ini enak. Layak download, eh unduh, dan layak santap. 

Semula, saya tidak percaya begitu saja, lha wong Mr.Romlah ini sering salah dan sok tahu. Tapi akhirnya saya percaya, setelah saya sedikit curiga kalau beliau diam-diam telah mencicipi mangga dari pohon saya. Maklum pohon mangga miliknya agak telat berbuah, mungkin dia keburu 'kemecer' melihat godaan puluhan mangga bergelantungan tiap kali menjemur pakaian - yang kebetulan dekat dengan pohon mangga saya berdiri.


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_m4r0OWmDoElO94ve_r1FjYSkDAxszUIvaVIAUEB2epPw9QWidvkOxdifuetRKXDCD1ExdDFoKBu6SyND33yf859u3tAe_NzpfY4TU6MwNuaPEcm2HGGWwoy9coTAhjYeUqr8E3xQ29ke/s1600/mangos_on_tree.jpg

Ternyata, benar, buah mangga saya enak, malah belum matang saja sudah manis. Lumayanlah, nggak perlu repot-repot beli mangga dong kali ini. Lalu, dari waktu ke waktu, saya jadi menanti mangga jatuh, entah itu berkat bantuan angin, tupai atau kelelawar. Setiap kali terdengar bunyi 'bug' berarti ada yang jatuh. 

Tapi belakangan, banyak mangga jatuh yang raib. Aneh, kata saya dalam hati. Masak sih ada siluman mangga. Dengan bodoh, saya lantas mikir, kelelawar pastinya juga nggak akan kuat menggendong mangga. 

Pada suatu pagi buta, tiba-tiba terdengar suara 'bug'... masih dengan mata sepet, saya intip dari balik gorden untuk mencek koordinat jatuhnya mangga...tapi lho, muncul tetangga saya lainnya yang dengan santai mencomot mangga itu sambil senyam-senyum. Masih di hari yang sama, beberapa jam kemudian, terdengar lagi bunyi 'bug', lagi-lagi saya intip dari balik gorden, ternyata kali ini istri bapak yang tadi dengan cekikikan mencomot mangga yang jelas-jelas jatuh dari pohon saya dan ada di wilayah pekarangan rumah saya.  Wah, kok seolah jadi no man's land begini, pikir saya. 

Meski begitu, terpecahkan sudah misteri raibnya mangga jatuh. Dan sekarang,  begitu terdengar bunyi 'bug' berarti harus cepat-cepat lari. Apa boleh buat, ternyata bukan cuma rumput tetangga yang lebih hijau, tapi mangga tetangga pun ternyata jauh lebih hijau. 

Comments

Popular posts from this blog

Santa Cruz; the 'Spin-off'

WOMEN LEAD, PEREMPUAN TANPA "dapur, sumur dan kasur"

'egla-egle' bak cuaca