Oh Resolusi...


Kemarin ada teman lama yang lewat telpon menanyakan berapa banyak resolusi saya tahun depan?  "Tergantung ukuran gambarnya, berapa pixel gitu," jawab saya - ngeselin tentu saja. Tentu saja maksudnya bukan ukuran foto dan sejenisnya. Tapi resolusi lain, alias keinginan. 

Belasan tahun lalu, setiap kali menjelang tahun baru, saya termasuk orang yang sibuk dengan berbagai rencana dan bikin resolusi. Tapi lantaran jarang bisa melaksanakannya dengan baik, lama-lama saya lupakan segala macam tetek bengek yang namanya resolusi itu. Lha percuma saja, tiap tahun daftar resolusinya (waktu itu) terus nambah, dari ingin turun berat badan, berhenti merokok, tidak beli majalah-majalah gosip, sampai ganti hidung -- nggaklah yang paling belakang, emang saya Atut? 

Tentu saja saya tidak sendirian. Sebagian teman saya ternyata juga menyerah. Tapi sebagian masih tetap gigih dan keukeuh beresolusi. Terutama menjelang tahun 2000, saya ingat betul salah seorang teman saya beresolusi ingin jadi pengantin milenium. Sah-sah saja. Cuma ketika saya tanya apa dia sudah punya pacar, teman saya itu menjawab : "Belum, ntar gue nyari, jadi di akhir tahun sudah merid." 

Dua belas bulan pun berlalu. Untuk pertama kalinya saya malah tidak merasa tertekan lantaran punya daftar 'utang' yang harus dilunasi. Tapi di penghujung tahun, teman saya yang beresolusi ingin jadi pengantin milenium itu malah gigit jari. 





Saya pikir sebenarnya tak ada yang salah dengan resolusi. Bagi sebagian orang yang punya disiplin tinggi dan mungkin juga berambisi cukup tinggi, resolusi ini bisa mempermudah hidup mereka, atau minimal sebagian daftar keinginan mereka bisa dipenuhi. Tapi bagi sisanya, resolusi adalah beban, bahkan bisa berakhir dengan 'kemaluan' seperti kasus teman saya yang ingin jadi pengantin milenium tadi. 

Apa boleh buat, sudah cukup lama saya memilih tak lagi beresolusi. Saya kira dengan menghadapi apa yang jelas di depan mata jauh lebih realistis dan tidak memberi tekanan yang berlebihan. Mungkin kata 'evolusi' lebih tepat bagi saya. Saya yakin, tiap orang tiap tahun sudah berevolusi dengan skala masing-masing, sadar atau tidak. Lagipula, rasa-rasanya saya lebih menyukai kejutan. Mungkin malah kurang seru rasanya hidup serba sesuai prediksi. Entah bagaimana dengan Anda, teman-teman saya... Kalaupun masih ingin beresolusi, masih ada waktu beberapa hari untuk memikirkannya. 


Comments

Popular posts from this blog

Santa Cruz; the 'Spin-off'

WOMEN LEAD, PEREMPUAN TANPA "dapur, sumur dan kasur"

'egla-egle' bak cuaca