Maaf, Saya Memang Jadul.

Saya pikir, ini tadinya adalah masalah kuna, tapi belakangan...ketika untuk sekian ratus kalinya ada teman yang menanyakan pin BB, akhirnya saya mengambil kesimpulan dini kalau ini telah menjadi sebuah masalah klasik. Yang sialnya, barangkali tidak akan berubah status, kecuali mendadak saya menggunakan smart phone, atau BB, atau android, atau gadget untuk komunikasi lain yang jauh lebih canggih ketimbang yang saya pakai sekarang. 

Terus terang, awalnya saya sempat merasa agak terganggu dengan segala macam pertanyaan inosen seperti menanyakan no PIN BB tadi, lalu belakangan banyak yang menanyakan apa saya bisa ber-whatapps-an, lalu 'instagram', lalu 'line', lalu 'path'... entah besok apa lagi. Tentu saja, hampir semua orang tak percaya kalau saya tak pernah punya hape canggih...dan itu hak mereka. 

Jangan salah, tak berarti pada masanya saya tak tergoda beli gadget-gadget komunikasi tadi. Bahkan suatu kali, di saat kere, saya merasa dengan sekedar browsing toko gadget saja, impian saya untuk memiliki iphone sudah sedikit terpenuhi. Sedikit banget sih, tapi yah lumayan lah. Namun, belakangan, entah kenapa saya sama sekali tak tertarik pada pergadgetan. Nggak peduli semua orang di dunia ini pakai BB atau android, saya benar-benar tak ambil pusing kalau dikatain 'katrok' atau 'jadul'. 

Alasan saya pun klasik, dan sekali lagi barangkali tak bisa diterima banyak orang yang memuja kecanggihan alat komunikasi. Selain saya memang tidak pernah (mau lagi) menyisihkan dana untuk beli gadget -- karena belakangan banyak hal lain yang bagi saya jauh lebih penting untuk 'didanai', saya juga merasa hidup saya akan terganggu dengan menggunakan alat komunikasi canggih. 

Lha saya merasa, waktu saya belum termanfaatkan dengan baik. Kebayang kalau saya pakai BB atau bisa ber-WA-an, betapa banyak waktu yang akan terbuang untuk mencek tiap kali bunyi 'ting-tung' terdengar. Banyak sekali 'pe-er' yang belum saya rampungkan, dan dengan sombong, maaf-maaf kata, saya benar-benar tak ada waktu untuk berkomunikasi dengan lebih canggih dan instant. Saya kira, tiap orang punya prioritas sendiri, dan punya pilihan sendiri dalam banyak hal, termasuk dalam hal ini cara berkomunikasi. 

Konsekuensinya jelas, saya sudah pasti tidak gaul, tidak tahu gosip-gosip Hollywood atau rumor terbaru teman-teman yang bergabung dalam group-group komunikasi tertentu. Tapi, ya sudahlah. Saat ini saja saya sudah dipusingkan dengan gosip bubarnya Soneta group, padahal sejauh ini nama-nama anggotanya saja saya belum hapal. Ya sudahlah, kalau  saya ternyata memang berjiwa jadul... Lagian, bosen kan, masak semua orang cara komunikasinya harus canggih? 




Comments

Popular posts from this blog

Santa Cruz; the 'Spin-off'

WOMEN LEAD, PEREMPUAN TANPA "dapur, sumur dan kasur"

'egla-egle' bak cuaca