Masalah Mantan part 1

Bulan ini, saya disibukkan sahabat-sahabat lama yang berdatangan satu per satu maupun beregerombol. Pada satu kesempatan, saya dan sohib lama saya S bertemu teman lama tanpa sengaja. Sebut saja teman yang satu ini si Brewok. Lama tak jumpa, selain masih tetap berewokan, rambutnya yang keriting juga makin membahana. Tak banyak yang berbeda, selain mungkin sekarang si Brewok tambah kurus dan gelap.
"Sibuk gue," katanya sembari tertawa. 
"Sibuk apa?" tanya S, sahabat saya polos.

Ternyata beberapa tahun ini si Brewok sempat bikin band. Namanya The Mantans. Tapi sekarang bandnya tersebut sudah jadi mantan. Penyebabnya banyak, antara lain mereka malah didahului ngetopnya oleh group vokal dangdut D' Mantan.
"Gengsi dong, masak namanya mirip banget. Aliran beda pulak!" 
Padahal, katanya, seluruh anggota band ini benar-benar adalah mantan. Ada yang mantan suami, ada yang mantan seniman, hingga mantan PNS. 



"Nama 'The Mantans" ini sebenarnya filosofinya dalem lho," jelas Brewok dengan yakin. "Mana ada coba di dunia ini yang bukan mantan, kecuali lo bayi yang baru lahir. Menjadi mantan itu artinya kita move-on. Dunia terus berputar, dan legowo. Coba lo, dulu mantan anak SMA kan? Kalau nggak mantan berarti nggak naik ke jenjang mahasiswa dong. Kita semua adalah mantan. Mantan anak TK, SD, abege, remaja, danseterusnya..."

"Gimana kalau mantan presiden Wok?" tanya saya asal. 
"Lho itu kan jabatan. Memang sudah masanya berakhir. Semua orang pada masanya akan jadi mantan. Nggak ada yang salah dengan kata mantan. Yang nganggep itu salah dan rendah malah dialah yang salah dan rendah. Iya kan? Coba deh dipikir. Makanya, menjadi mantan berarti ada satu fase yang kita lewati, dan kalau kita lewati dengan baik, berarti naik ke jenjang berikutnya : legowo." 

Sambil menyeruput teh panas, kami mendengarkan penjelasan Brewok yang berapi-api. 
"Kalau gue mah, bangga jadi mantan. Termasuk jadi mantan pacar gue yang songong itu. Artinya ya bangga aja sudah nggak berhubungan dengannya. Apalagi, sekarang gue punya pacar yang jauh lebih baik dan keren. Artinya kan gue nggak termehek-mehek pada masa lalu kan?" 
Saya ikut manggut-manggut. Di luar dugaan, S yang biasanya cuma tertawa, ikut menimpali.

"Bener juga lo, Wok. Gue juga bangga dulu pernah pacaran sama si Monyong itu. Boleh dong kita bangga pada mantan dan masa lalu?"
"Ow jelas boleh tuh. Misalnya gue pernah pacaran sama Halle Berry, juga pastinya akan buangga banget."

"Eh, btw, lo masih temenan sama mantan lo nggak sih Wok?" tanya saya nekad.

bersambung... 

Comments

Popular posts from this blog

Santa Cruz; the 'Spin-off'

WOMEN LEAD, PEREMPUAN TANPA "dapur, sumur dan kasur"

'egla-egle' bak cuaca